Monday, May 20, 2013

SAHABAT & CINTA


Kau sahabat terbaik bagiku 

Kau selalu mengerti aku
Saat aku kesusahan kau selalu ada
Saat kau kesusahan aku berusaha ada…

Sewaktu masih SMP…

“nike, kau yakin akan pergi ?” Tanya seseorang.

“iya.” Jawab nike.
“kenapa ?”
“Orang tua aku, ingin aku kembali bersama mereka di Jakarta.”
“baiklah. Aku mengerti. Apakah kau akan lama disana ?”
“aku tidak tahu. Maafkan aku.”
“huhft.. aku akan kehilangan sahabat sepertimu.”gumam enti lirih.
“kau tak akan kehilangan aku. aku slalu ada dihatimu” ucap nike ketika ia mendengar gumaman enti.
“iya kau benar. Berjanjilah padaku kalau kau tak akan pernah melupakan aku” ujar enti sambil menjulurkan kelingkingnya.
“janji.” Jawab nike mengaitkan kelingkingnya ke kelingking enti.
aku akan menunggumu nike. Cepatlah kembali. Batin enti dalam hati.
tunggu aku enti, aku akan kembali. Batin nike dalam hati.
Ku harap persahabatan kita tak lekang oleh jaman nike..

Dan takkan rapuh dimakan usia
Dirimu yang selalu mengisi hari-hari sepiku
Dirimu yang akan selalu ada di dalam benakku…
Kau lebih dari segalanya di dunia ini
Sungguh kau takkan terganti
Walau kita sering bertengkar
Tapi itu hanya sementara..
 Walau kita terpisah jarak dan waktu
Tapi kita akan selalu bersatu nike..


4 tahun kemudian di Jakarta..


“PUTRI VENTINA…” teriak seseorang dari belakang. Yang dipanggil menoleh kebelakang melihat siapa gerangan yang telah memanggil namanya dengan lengkap. “ternyata lo din.” Yang dipanggil Din itu adalah sahabat venti yang bernama lengkap DINA RAMADHANI. “hehehe… iya la. Emang sapa lagi ?”
“ya sapa tau aja Christian yang manggil gue.” Pancing venti. Venti tau kalau dina naksir berat sama kakak kelas mereka. Dan hanya venti seoranglah yang mengetahui itu.
“idihh. Ngarep banget lo !” jawab dina ogah-ogahan kalau cowok yang ditaksir dina manggil venti.
“becanda neng, becanda”
“huh. Gak lucu tauk !”
“yee.. jangan ngambek donk.”
“tauk akh.” Jawab dina sembari membuang muka.
“ehh, ehh, liat deh itu sapa ? bukannya kak christian ya ?” kata venti sambil menepuk-nepuk dina.
“mana mana mana mana ???” Tanya dina antusias
“di hatimu say.” Jawab venti dan langsung berlari menjauhi dina.
“ventiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…………………..!!!!!!!!!!!” teriak dina kesel dan mengejar venti yang berlari memasuki gedung sekolah mereka.
                                                                      ***

Ketika disekolah..
“din, gue ke taman belakang dulu ya.”
“ok.”
“jangan lama-lama ya. Coz 10 menit lagi masuk neh.”
“ok bos.”


                                                                      ***

Ketika ditaman belakang sekolah..


Sudah kebiasaan venti yang suka menghabiskan waktunya di taman belakang sekolah.
“sudah 4 tahun nik, lo gak ada kabar. Apa lo masih inget ama gue ?” tanya venti lirih. Tak terasa air mata venti jatuh dari pelupuk matanya. Venti langsung mengusap air matanya. Ia tak ingin menangis untuk saat ini. sungguh tak ingin ! Venti tidak tau kalau sedari tadi ia diperhatiin sama seseorang. Venti terlalu larut akan kerinduannya pada nike sahabatnya. Ia ingin sekali bertemu dengan nike. Ingin sekali ! “gue kangen saat-saat dulu nik, bercanda bersama, bertengkar bersama, belajar bersama, ngambek-ngambekkan bersama, pergi dan jalan-jalan bersama. Semuanya bersama-sama nik.” Air matanya kini tak terbendung lagi, air matanya mengalir dengan deras. Kali ini venti tidak mengusapnya. Ia membiarkannya jatuh ke tanah. Tiba-tiba seseorang mendekati venti. Sampai ia berdiri tepat di depannya. Venti yang melihat di bawah ada sepatu di depannya, langsung mengusap air matanya sebelum melihat siapa yang berdiri di depannya itu. “ini.” kata orang itu dan mengulurkan saputangan ke hadapannya. Venti melihat orang itu. Cowok ? sipa dia ? batin venti. “nih, lo hapus dulu air mata lo.” kata cowok itu lagi. Venti diam bergeming. Melihat venti yang kunjung tak beraksi, tanpa seizin venti,  dia langsung mengusap air mata venti  dengan lembut di pipi venti. Venti kaget saat cowok itu menghapus air matanya yang mengalir di pipi. Setelah selesai menghapus air mata venti, cowok itu memasukkan kembali saputangannya ke saku celana seragamnya. “hmm, boleh gue duduk disamping lo ?”
“tentu saja. Silahkan”. Cowok itu duduk disamping venti.
“kenalin, nama gue yandra.” Ucap cowok itu yang bernama yandra sembari mengulurkan tangan.
“venti.” Ucap venti sembari menjabat tangan yandra lalu melepaskannya.
“nama yang bagus.” Puji yandra.
“thanx. lo juga” ucap venti membalas pujian yandra.
“trims. Btw, lo kelas berapa ?”
“gue kelas XI IPA3. Lo sendiri?”
“gue ? gue kelas XI IPS1.”
“ohh.”
“iya.”
hening..
KRRIIIIIINNNNGGGGGGG,,,,,,
“uda bel masuk nih. Masuk yuk.” Ajak yandra.
“yuk.”
mereka berjalan bersampingan menelusuri koridor. Semua pasang mata melihati mereka. Venti mulai merasa risih karena dilihati begitu.
“kita pisah disini ya. Sampai jumpa. Bye..” venti melambaikan tangannya kearah yandra lalu berlari menuju kelasnya. “bye..” yandra membalas lambaian venti, ia melihati venti sampai menghilang dibelokkan. lalu ia melanjutkan berjalan menuju kekelasnya.
                                                                      ***

ketika sampai di kelas, ternyata dina menunggunya. “lama banget sih lo !” ucap dina kesel ketika venti duduk disebelahnya.
“emang napa sih ?” Tanya venti heran.
“ lo kan tau kalau Pak Simorangkir itu masuknya slalu cepat.”
“oh iya ! gue hampir lupa !” ucap venti sembari menepuk jidatnya.
“yaudah, yang penting lo uda di dalam kelas sebelum tuh guru killer datang.”
“iya.”
“GURU DATANG!  DIAM SEMUA !” ucap tegas ketua kelas.
semua siswa/i kelas IPA XI 3 langsung diam. Akhirnya guru matematika itu pun memasuki ruangan itu.
“selamat pagi semua !” sapa pak guru.
“pagi pak!” balas anak-anak serempak.
“sekarang, buka buku paket kalian halaman 79.”
“baik pak.” Jawab anak-anak serempak.
                                                                      ***
KKRRRIIIIIIINNNGGGGGGG…..
            Akhirnya bel tanda istirahat pun berbunyi. Semua siswa/i SMA HARAPAN BANGSA langsung keluar kelas terutama kelas XI IPA 3 yang langsung membebaskan diri sejenak dari kepenatan angka-angka. “ din, gue ke ruang music dulu ya.” Pamit venti. “ok. Gue tunggu lo dikantin ya.” “sip”. Venti pun berjalan keluar kelas dan pergi ke ruang music.

Sesampainya di depan ruang music, venti langsung membuka pintu dan menutup kembali pintu ruang music. “untung gak ada orang” ucap venti. Venti berjalan mendekati gitar di pojok ruangan itu. Venti sangat suka bermain gitar. Bahkan bass juga ia bisa memainkannya. Perlahan venti memetik tali senar gitar itu satu persatu. Lalu ia memainkannya sambil menyanyi.
“sungguh dirimu takkan tergantikan di dalam hidupku ini

kau yang slalu buatku tegar jalani hidup ini
 teman silir berganti tapi kau sahabat yang slalu ada dihati
meski kita berbeda tapi perbedaan itu buat kita sama
 saling mengisi diantara perbedaan buat kita bahagia
 kau sahabat terbaik bagiku kau selalu mengerti aku
saat ku kesusahan kau selalu ada
saat kau kesusahan ku berusaha ada
sahabat tujuh huruf tiga suku kata
tapi berikan arti lebih bagiku didunia
mereka yang selalu buatku bahagia
karena mereka juga kubisa setegar ini
sahabat kau buat hidupku berarti
sungguh kau yang kan selalu ada di dalam hati
takkan dapat terganti oleh uang ataupun harta
sungguh kau yang selalu buatku bahagia
sahabat kita slalu bersatu bersama kita selamanya
kau dan aku kita bersama kita semua kita bersama..
kita kan selalu bersama nike…” ketika ia selesai bermain gitar dan bernyanyi, tanpa bisa dibendung lagi, air matanya pun mengalir tanpa bisa dihentikan. Ia menangis dalam diam di ruangan itu. Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka. Venti yang tak ingin dilihat oleh siapapun langsung meletakkan gitar dan mengumpet di bawah meja di sampingnya. Ia tak ingin ada orang yang mengetahui bahwa dia sedang menangis disini. Orang yang membuka pintu itu masuk dan menutup pintu kembali. Orang itu berjalan mendekati piano. Ia membuka penutup piano itu dan menekan dengan lembut tuts tuts piano itu satu-persatu. Venti ingin melihat siapa gerangan yang ingin memainkan piano itu. orang itu memainkan piano itu sambil bernyanyi.
“kau tinggalkan aku lupakan dimasa lalu

cepat bagimu untuk hapus luka yang dulu
jalinan cinta ini kini tinggalkan cerita
pahit dan sakit bukan bahagia yang aku rasa
hari bersama disaat kita berdua
kau pura-pura seperti tak pernah ada
cinta yang dulu berat sekarang jadi luka
kau tajamkan panah kecewa di dalam jiwa
tak pernah terlintas perpisahan ini terjadi
hanya karna salah paham kau jadi ingkarjanji
jeritan hati ini tak pernah terobati
hatiku hancur tersayat pisau belati
harapan di depan mata telah hilang sudah
mata berlinang air bercampur dengan darah
tangis kesedihan mengalir setiap melangkahku
persilahkan aku hanya bisa pasrah
cintaku sangatlah tulus..
 tapi mengapa kau tak perdulikan aku.. ?? suara dan permainannya bagus sekali batin venti sambil terus mendengarkan. ku relakan semua yang ada dijiwaku…”
ketika venti ingin berdiri, kepalanya terantuk dengan meja. “pukk !” tiba-tiba terdengar suara dari bawah meja. Venti langsung meringis kesakitan dan langsung membekap mulutnya. Mendengar suara itu ia langsung berhenti bermain. Dan melihat ke sumber suara. Suara apa itu tadi ? Tanya orang itu dalam hati. Orang itu pun mendekati meja tempat venti bersembunyi. Melihat ada sepasang kaki yang mendekati meja, venti langsung mengumpat karena kebodohannya dalam hati. Orang itu melongok ke bawah meja. “WUAAA !!!” teriak venti kaget karena tiba-tiba ia melihat kepala tepat didepannya. Orang itu juga melompat kebelakang karena kaget melihat ada orang dibawah meja. Venti segera keluar dari bawah meja dan berdiri tepat didepan orang itu.”ELO !!” tunjuk mereka berbarengan. “lo bukannya yandra ya ?”
“iya. Lo venti kan ?”
“iya. Berarti yang bermain piano tadi elo ?!” tunjuk venti.
“berarti lo dari tadi disitu ?” Tanya yandra sambil menunjuk bawah meja.
“hehehe… iya.”
“ya ampun. Lo ngapaen disitu ?”
“hmmd, ngapaen ea ?” tanya venti salah tingkah.
“dasar.” Yandra langsung geleng-geleng kepala melihat tingkah laku venti yang salah tingkah itu.
“oia, permainan lo bagus banget. Gue sampek gimana gitu dengernya.” Puji venti.
“makasih atas pujiannya.” Ucap yandra sambil tersenyum tulus.
ya amplop senyumnya manis banget batin venti. Venti yang melihat yandra tersenyum hanya membalas senyum sesaat. “hmm, gue diluan ya” pamit venti dan berjalan melewati yandra dan keluar dari ruang music. Venti tidak mau terlena lagi dengan senyuman yang manis dari para cowok-cowok yang ia jumpai. Baginya cukup orang itu yang memiliki ruang dihatinya. Ya. Cukup cowok itu ! cowok  yang sempat membuat persahabatannya dengan nike berantakan dan hampir berpisah. Tiba-tiba venti keingat dengan nike lagi.Sebenarnya lo dimana nik ? gue kangen banget ama lo batin venti sedih.  Venti pun berjalan meninggalkan ruang music dan menuju kantin tempat dimana dina sudah menunggunya disana. Yandra yang masih di dalam ruang music, masih berdiri di tempatnya ketika ia berhadapan dengan venti. Kenapa gue pengen banget meluk cewek itu ? Kenapa gue ngerasa kangen banget ama dia ? apa sebelumnya gue pernah ketemu dan berkenalan dengan dia sebelum kejadian tadi pagi ?